"Mohon Maaf" Blog Dalam Proses Perbaikan dan pengisian data Terimakasih Telah Berkunjung

Sabtu, 11 November 2017

PEMBINA dan PEMBANTU PEMBINA

Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka termasuk sebagai Anggota Dewasa yang melakukan proses pembinaan dan pendidikan Kepramukaan bagi anggota  muda  dan anggota  Dewasa Muda.

Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka diatur sebagai berikut:
1.    Pembina Siaga sekurang-kurangnya berusia 21 tahun, sedangkan Pembantu Pembina Siaga    sekurang-kurangnya berusia  17 tahun. 
2.    Pembina Penggalang sekurang-kurangnya berusia 21 tahun, sedangkan Pembantu Pembina    Penggalang sekurang-kurangnya berusia  20 tahun.
3.    Pembina Penegak sekurang-kurangnya berusia  25 tahun, sedangkan Pembantu Pembina Penegak   sekurang-kurangnya berusia 23 tahun.
4.    Pembina Pandega sekurang-kurangnya berusia 28 tahun, sedangkan Pembantu Pembina Pandega    sekurang-kurangnya 26 tahun.
5.    Pembina Pramuka, sekurang-kurangnya telah lulus Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar     (KMD) dan membina anggota muda secara aktif.

Syarat kekentuan lain selain memiliki KTA, seorang Pembina diwajibkan memiliki SHB yaitu Surat Hak Bina yang berlaku dalam jangka waktu tertentu.

Pengukuhan Pengurus Gugusdepan Pramuka yang terdiri dari Pembina Gugusdepan, Pembina Satuan, Pembantu Pembina Satuan, dilakukan oleh Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan.


Teknik penyebrangan sungai


           
Jika melakukan perjalanan (jalan kaki menyusuri sungai, rawa, dan pantai) pada suatu saat kita akan dihadapkan pada keadaan yang mengharuskan untuk menyeberang. Sebab itu seorang penjelajah harus mempunyai kemampuan untuk menyeberangi sungai dan rawa,
Teknik menyeberangi sungai dapat dikategorikan menjadi dua teknik yaitu : teknik penyeberangan sungai tanpa alat dan teknik penyeberangan sungai dengan alat.


Teknik penyeberangan sungai tanpa alat
Di daerah pegunungan dapat terjadi perubahan yang sangat cepat pada keadaan air sungai. Air hujan dapat mengakibatkan sungai kecil seketika menjadi buas dan berbahaya, karena itu bila kita melihat cuaca yang buruk dan kemudian ragu-ragu untuk menyeberangi sungai maka penyeberangan itu sebaiknya ditunda sampai keadaan memungkinkan untuk di seberangi. Namun bila kita memutuskan untuk tetap melakukan penyeberangan sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut :
Hal pertama yang harus kamu perhatikan adalah keadaan tempat penyeberangan secermat mungkin sebelum memilih tempat menyeberang yang terbaik. Pada sungai yang bermuara ke danau, lebih mudah menyeberang dekat muaranya. Kira-kira 0,5 km dari muara biasanya sungai menjadi dalam, tapi arusnya menjadi tidak begitu deras. Setelah tempat teraman ditemukan lantas jangan pernah berpikir untuk mencoba kuatnya arus tanpa pengamanan dari pinggir sungai karena itu akan membahayakan dirimu sendiri. Pada saat menyeberang jangan membelakangi arus, karena arus dapat membengkokan lutut dan menjatuhkan sehingga kita terseret arus. Selain itu perhatikan pula setiap langkahmu, pastikan satu kaki telah menempati posisi tumpuan yang baik dan jangan berjalan dengan menyilangkan kaki. Pada sungai berarus agak deras dan dalam, jika menyeberang hendaknya berjalanlah dengan posisi badan serong mengikuti arus sungai dan akan sangat menolong bila pinggang membentuk sudut 45 derajat dengan arah arus. Jangan menyeberang dengan cara melompat dari batu yang satu ke batu yang lain, sebab perbuatan ini akan memperbesar kemungkinan tergelincir dan dapat menyebabkan kecelakaan yang fatal. Selain itu tempatkanlah ransel setinggi-tingginya di punggung. Di arus yang deras, batu atau benda berat yang lain dapat ditambahkan kedalam ransel untuk mendapatkan kestabilan. Hal berikutnya adalah sebaiknya jangan melepas sepatu sekalipun menyeberangi sungai kecil dan berhati-hatilah dalam menyeberang apabila berada dalam kelompok yang tidak bisa berenang.

Teknik penyeberangan sungai dengan alat
Teknik ini biasanya dipergunakan jika melibatkan banyak orang dalam kelompok yang melakukan perjalanan dan telah direncanakan terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan. Ada dua macam teknik penyeberangan dengan alat yaitu: penyeberangan basah yaitu penyeberangan yang sebagian badan penyeberang tercelup disungai dan penyeberangan kering dimana seluruh bagian badan penyeberang ada diatas permukaan air.

Penyeberangan basah
Penyeberangan basah dapat dilakukan dengan beberapa teknik yang salah satunya adalah renang survival. Dasar dari renang adalah kemampuan dan kelincahan kita bermain di air, dengan ditunjang oleh pengetahuan tentang sifat air. Dalam renang survival ini kita dapat menggunakan alat yang selalu kita bawa dalam suatu perjalanan atau penjelajahan seperti ponco atau jerigen dan botol air minum.

Ponco
Ponco yang kita kenal sebagai pelindung di waktu hujan, ternyata banyak sekali kegunaanya karena memang direncanakan untuk itu. Salah satu kegunaan ponco pada renang survival adalah sebagai alat pelampung yang dapat dibuat dengan cara mengisi ponco dengan rumput kering, alang-alang atau ranting, dibentuk seperti sebuah bantal kemudian diikat dengan tali. Usahakan mengikat tali serapi mungkin sehingga tidak ada celah yang dapat dimasuki air. Dengan bahan yang baik dan ikatan tali yang rapi akan menghasilkan pelampung yang baik dan tahan lama mengambang di air.  Pada penyeberangan dengan ponco di sungai berarus sedang, kita harus selalu mengusahakan agar posisi ponco tetap mengarah serong ke hilir, supaya kita dapat memanfaatkan arus sungai. Tetapi jangan sampai melepaskan atau menaiki pelampung ini, karena sifatnya hanya sebagai tumpuan sementara, jadi berat badan kita tidak sepenuhnya ditumpukan pada pelampung tersebut.

Jerigen dan botol air minum
Seperti halnya pelampung dari ponco, maka kita juga dapat membuat pelampung dari beberapa buah jerigen dan botol yang biasanya sebagai tempat wadah air minum. Cara membuat pelampung dengan jerigen kecil tidak diikat menjadi satu melainkan di pisah menjadi dua. Jerigen yang satu dihubungkan dengan jerigen yang kedua menggunakan tali, yang gunanya untuk berpegangan sementara untuk jerigen besar (20 liter) dapat dibuat sejenis rakit kecil. Jerigen ini diatur telentang dan ujungnya diikat menjadi satu dengan yang lain.

Penyeberangan kering
Penyeberangan kering dapat dilakukan dengan menggunakan rakit atau perahu dan menggunakan tali. Jika sungai yang akan diseberangi terlalu lebar, cara yang paling aman untuk menyeberangi sungai adalah menggunakan rakit atau perahu. Cara berikutnya adalah dengan menggunakan rentangan tali dimana cara ini digunakan jika sungai yang di seberangi terdapat pada celah sempit dan dalam. Walau cara ini jarang dipakai dalam suatu perjalanan ada baiknya untuk di pelajari.

Penyeberangan dengan satu rentangan tali
Pada prinsipnya pemasangan dan simpul-simpul yang dipakai seperti biasa, dengan catatan tali itu tegang dan kuat. Cara menyeberang dapat dilakukan dengan merayap diatas tali atau menggantung pada tali, tali tubuh di hubungkan pada tali penyeberangan dengan menggunakan carabiner.

Penyeberangan dengan dua rentangan tali
Dengan dua rentangan tali akan lebih mudahkan kita bergerak, karena kita bisa berjalan pada salah satu tali dan berpegangan pada tali lainnya. Posisi tali tidak terhimpit, tetapi letaknya berjarak sekitar satu meter, satu diatas dan satu dibawah sehingga memudahkan kita berjalan ditali.
Seberangilah sungai dengan berhati-hati, meskipun menurut perkiraan bahwa sungai tersebut tidak membahayakan. Amati juga cuaca, ada kemungkinan anda harus menginap sambil menunggu air surut.


.


BERKEMAH


Seperti kita ketahui bahwa berkemah merupakan suatu kegiatan yang menarik, tidak saja bagi orang dewasa, tetapi juga bagi pemuda dan remaja.Pada waktu-waktu tertentu, khususnya pada saat liburan, mereka meninggalkan rumah, pergi ke alam bebas dan disana mendirikan tenda untuk berkemah.Pemilihan tempat berkemah tergantung dari rencana yang sudah diprogramkan, apakah di daerah pantai yang indah, di lereng pegunungan yang sejuk atau di lembah yang mempesona, kadang-kadang juga dilakukan di tepi hutan dekat dengan sungai yang menakjubkan.
Semua acara diperkemahan dilakukan dengan riang gembira, walaupun tidak menutup kemungkinan pekerjaan itu penuh dengan rintangan yang tidak kecil.Selain membawa perlengkapan berkemah, mereka juga memanfaatkan bahan-bahan dari alam sekitarnya dengan tidak merusak lingkungan tersebut.

Suasana yang baik itu oleh Gerakan Pramuka digunakan untuk maksud-maksud pendidikan, oleh karenanya berkemah dalam Gerakan Pramuka diatur/ditata sebagai berikut :
Maksud dan Tujuan Perkemahan :
1. Maksud                                                   
 (1) Mempraktekkan sistem beregu
 (2) Mempraktekkan prinsip swadaya dan keprasahajaan hidup
 (3) Mempraktekkan pembinaan jasmani dan rohani
 (4) Mempraktekkan pembinaan hidup beragama
 (5) Menjadikan alat untuk tolok ukur kemampuan pribadi
2. Tujuan
 (1) Meningkatkan keyakinan dan ketakwaan kepada Tuhan YME
 (2) Membina mental dan kepercayaan pada diri sendiri
 (3) Meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh
 (4) Meningkatkan daya kreasi, ketangkasan dan ketrampilan
 (5) Membina kerja sama, gotong royong dan kerukunan
 (6) Melatih hidup prasahaja dan berswadaya
 (7) Memperluas pengetahuan dan menambah pengalaman
 (8) Menanamkan kecintaan pada tanah air dan menumbuhkan kesadaran untuk berbakti.
Macam Perkemahan
1. Menurut waktunya, perkemahan dibagi dalam :
  1. Perkemahan satu hari (siang hari saja), terkadang disebut Perkemahan Sehari ( PERSARI )
  2. Perkemahan Sabtu Minggu, disebut juga PERSAMI
  3. Perkemahan yang waktunya lebih dari 3 hari
2. Menurut tempat berkemah, dibagi dalam :
  1. Perkemahan menetap (dari awal sampai akhir tetap ditempat itu).
  2. Perkemahan safari (berpindah-pindah tempat)
3. Menurut tujuannya, dibagi dalam :
  1. Perkemahan untuk lomba
  2. Perkemahan untuk persahabatan dengan acara santai
  3. Perkemahan untuk berkarya (menyelesaikan proyek)
  4. Perkemahan untuk penyelidikan alam dan lingkungannya
  5. Perkemahan untuk rekreasi
4. Menurut jumlah peserta dan tingkatnya, dibagi dalam :
  1. Perkemahan 2 (dua) orang (perkemahan pengembaraan penegak)
  2. Perkemahan satu regu Penggalang
  3. Perkemahan satuan perindukan siaga, pasukan penggalang, Ambalan Penegak atau Racana Pandega
  4. Perkemahan tingkat Kwartir Ranting/Cabang/Daerah/Nasional, Kawasan/Dunia

MENCARI AIR


Bagi seorang pengembara, seperti Pramuka yang sedang melakukan kegiatan pengembaraan, jika persediaan air yang dibawa mulai menipis atau bahkan habis, maka ia harus menjaga agar tubuh tidak mengeluarkan cairan yang berlebihan.

Caranya adalah sbb :
1)       Bernafas melalui hidung secara teratur.
2)       Mengurangi berbicara.
3)       Mengurangi gerak yang berlebihan
4)       Banyak istirahat
5)       Tidak merokok dan minum minuman berakohol
6)       Berteduh di tempat yang rindang
7)       Tidak makan makanan kering ataupun berlendir
Air yang langsung dapat diminum :
1)       Tampungan air hujan.
2)       Air dari dalam tanaman.
Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
1)       Air yang tergenang
2)       Air dari sungai
3)       Air dari menggali tanah atau pasir
Beberapa cara untuk mendapatkan air :
1. Dari tanaman atau pohon seperti pisang, rotan, bambu muda, kantung semar, enau, nipah, umbi-umbian, akar-akaran, pakis, kaktus, kelapa.
2.  Mengumpulkan embun pagi dengan menggunakan saputangan bersih.
Caranya, resapkan pada tumbuhan yang berembun lalu peras ke dalam tempat minum.
3. Tanah batu
 Tanah kapur lebih banyak mata airnya, sebab kapur mudah dilarutkan sehingga terbentuk saluran air.
 Sepanjang dinding lembah yang memotong lapisan berpori.
 Pada daerah berbatu granit. Carilah bukit berumput hijau, kemudian galilah.
4.  Tanah gembur, di tanah gembur air mudah di dapat. Carilah daerah lembah, karena permukaan air dekat dengan permukaan tanah.
5.  Kondensasi Tanah-Pohon atau Penyulingan Air.

Kondensasi yaitu dengan adanya perbedaan suhu antara tanah dengan pohon, kita dapat memperoleh air murni yang merupakan hasil proses kondensasi, diperlukan alat yang sangat sederhana, yaitu plastic dan tali pengikat.



Intruksi dan Cara Penyampaiannya


Intruksi adalah penyampaian suatu pengertian dan kecakapan kepada orang lain.
Hal-hal yang mempengaruhi pemberian intruksi :
ØPersiapan, meliputi :       - penguasaan bahan materi
- urutan atau sistematikannya
- alat-alat intruksi/peraga.
ØPembangkitan minat terutama pada awal pemberian intruksi.
ØCara penyajian / penyampaian.
ØPengontrolan
ØKesimpulan / hasil.


 Pelaksanaan intruksi
·         Pemberi intruksi berada di tengah dan jelas.
·         Jangan memulai / memberi intruksi bila penerima belum tertib.
·         Suara yang keras, lantang, tidak perlu terlalu cepat.
·         Uraian tidak singkat atau panjang.
·         Bila perlu dibantu dengan peragaan.
·         Buatlah menarik perhatiaan si penerima.
·         Berikan waktu bertanya si penerima.
·         Usahakan si penerima dapat menggunakan semua inderanya.
·         Hal-hal yang dianggap penting di ulangi.
Hal – hal yang perlu diperhatikan pemberi intruksi :
Pakaian           : Usahakan    berpakaian     lengkap,   rapi,   barsih,   dan   hindari
  berpakaian yang aneh dan menyolok.
Sikap               : berdiri di tempat yang jelas dan hindari dan kurangi berjalan
  mondar  mandir.
Pandangan      :Pamdangan hendaknya menyeluruh jangan memandang seseorang / tempat terlalu lama dan hindari sering meliat jam memandang kebawah atau keatas.
Wajah             : Pergunakan 101 ekspresi wajah baik.
Tangan            : Gunakan gerakan tangan sesuai dengan yang di ucapakan atau
Tunjukkan gambar,tulisan,benda yang dibicarakan dan bahasa  tubuh.
Suara dan bahasa : hendaklah suara cukup jelas dan keras sesuai besarnya ruangan dan  jumlah pendengar,gunakan bahasa yang mudah dimengerti dan bila menggunakan bahasa asing hars tahu cara pengucapan dan  penulisannya.
 Sikap menulis dan tulisan : Mulailah menulis dari kirio atas ke kanan dan tulisan harus jelas, terlihat  bila perlu tanyakan pada peserta paling belakang.

Kebiasaan buruk / lain : Hilangkan kebiasaan buruk, misalnya melempar kapur, ke atas, selalu membetulkan baju , celana atu lainnya dan hilanggkan menggunakan suara/kata–kata tertentu“ eee…..eee” atau : anu….anu…..:” dsb.

Senin, 07 Agustus 2017

Arti Lambang/Logo Saka Bhayangkara

Bentuk dan arti lambang Saka Bhayangkara tentu bukan hal yang asing bagi setiap anggota Satuan Karya Pramuka Bhayangkara. Sebagai seorang anggota, pengenalan akan bentuk lambang Saka Bhayangkara beserta arti kiasan yang dikandungnya menjadi pengetahuan dasar yang harus dikuasai. Namun bagi yang belum mengetahuinya, jangan khawatir Blog Materi Pramuka ini akan membahasnya.

Terkait dengan lambang Saka Bhayangkara lengkap dengar arti yang terkandungnya dijabarkan dalam Keputusan Kwarnas Nomor 159 Tahun 2011 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka Bhayangkara. 

Saka Bhayangkara sendiri merupakan salah satu Satuan Karya Pramuka yang bersifat Nasional. Pembentukan dan pembinaan Saka Bhayangkara dilaksanakan melalui kerja sama antara Gerakan Pramuka dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Karena itu, lambang Satuan karya Pramuka ini bisa dibilang identik dengan kepolisian. Di samping Saka Bhayangkara terdapat berbagai Saka lainnya semisal Saka Bahari, Saka Bhakti Husada, Saka Dirgantara, Saka Taruna Bumi, Saka, Kalpataru, Saka Kencana, Saka Pariwisata, Saka Wira Kartika, Saka Widya Budaya Bakti, dan Saka Wanabakti.


Bentuk Lambang Saka Bhayangkara

Lambang Satuan Karya Pramuka Bhayangkara berbentuk segi lima beraturan. Masing-masing sisi berukuran panjang 5 cm. Dalam lambang tersebut termuat gambar-gambar yang meliputi:
  1. Perisai dengan ukuran : sisi atas 3,5 cm, sisi miring atas kanan dan kiri masing-masing 1 cm, garis tegak tinggi 8 cm, dan garis tegak mendatar 8 cm.
  2. Bintang tiga dengan garis tengah masing-masing 0,5 cm.
  3. Obor dengan tangkai setinggi 1,5 cm dan nyala api setinggi 1 cm.
  4. Gambar lambang Gerakan Pramuka yang berupa sepasang tunas kelapa yang simetris dengan ukuran garis tengah 1 cm, tinggi tunas 2 cm, dan panjang akar 0,5 cm.
  5. Tulisan "SAKA BHAYANGKARA" dengan huruf kapital.
Warna-warna dalam lambang Saka Bhayangkara , meliputi:
  1. Warna dasar : merah
  2. Warna dasar perisai bagian atas : kuning sedangkan bagian bawah : hitam.
  3. Warna tunas kelapa : kuning tua
  4. Warna obor : nyala api (merah), tangkai obor bagian bawah (putih), dan tangkai obor bagian atas (hitam dengan garis putih di tengahnya).
  5. Warna tiga bintang : kuning tua
  6. Warna tulisan : hitam
  7. Warna bingkai : hitam
Lambang Saka Bhayangkara
Lambang Saka Bhayangkara

Arti Kiasan Lambang Saka Bhayangkara
Setelah mengetahui bentuk, sekarang kita simak arti kiasan yang terkandung dalam lambang Satuan Karya Pramuka Bhayangkara. Arti lambang Saka Bhayangkarasebagaimana tertulis dalam Bab X Poin 1f PP Saka Bhayangkara adalah :
  1. Bentuk segi lima melambangkan falsafah Pancasila.
  2. Bintang tiga dan perisai melambangkan Tribrata dan Catur Prasetya sebagai Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia.
  3. Obor melambangkan sumber terang sejati.
  4. Api yang cahanya menjulang tiga bagian melambangkan Triwikrama (tiga pancaran cahaya) yaitu :
    • Kesadaran;
    • Kewaspadaan (Kawaskitaan);
    • Kebijaksanaan.
  5. Tunas Kelapa menggambarkan Lambang Gerakan Pramuka dengan segala arti kiasannya.
  6. Keseluruhan Lambang Saka Bhayangkara mencerminkan sikap perilaku dan perbuatan anggota Saka Bhayangkara yang aktif berperan serta membantu usaha memelihara dan membina tertib hukum dan ketentraman masyarakat, guna mewujudkan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, yang mampu menunjang keberhasilan pembangunan, serta mampu menjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

  7. Pemakaian Lambang Saka Bhayangkara
  1. Tanda Saka Bhayangkara dipakai oleh anggota Saka Bhayangkara, Dewan Saka Bhayangkara, Pemimpin dan Wakil Pemimpin Krida, Pamong Saka Bhayangkara, 
  2. Instruktur Saka Bhayangkara, Pimpinan Saka Bhayangkara dan Majelis Pembimbing Saka Bhayangkara.
  3. Tanda Saka Bhayangkara dikenakan/dipakai pada waktu mengikuti kegiatan kepramukaan, dan selama yang bersangkutan masih aktif sebagai anggota Saka Bhayangkara.
  4. Tanda Saka Bhayangkara ditempatkan pada lengan baju seragam pramuka sebelah kiri sedangkan pada lengan baju sebelah kanan ditempatkan tanda lokasi.

Macam-macam krida dan SKK Saka Bhayangkara

Krida adalah satuan terkecil dari Satuan Karya (SAKA). Tiap Krida berjumlah 5-10 anggota yang dipimpin oleh Ketua Krida. Anggota Krida melaksanakan kegiatan sesuai dengan nama krida/ spesifikasi yang dipilihnya.


Saka Bhayangkara meliputi 4 (empat) krida, yaitu :

1. Krida Ketertiban Masyarakat
Krida Ketertiban Masyarakat, terdiri atas 4 SKK
a.SKK Pengamanan Lingkungan Pemukiman
b.SKK Pengamanan Lingkungan Kerja
c.SKK Pengamanan Lingkungan Sekolah
d.SKK Pengamanan Hukum

2. Krida Lalu Lintas
Krida Lalu Lintas, terdiri atas 3 SKK :
a.SKK Pengetahuan Perundang-undangan/Peraturan Lalu Lintas
b.SKK Pengaturan Lalu Lintas
c.SKK Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas

3. Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana ( PPB )
Krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana, mempunyai 5 SKK :
a.SKK Pencegahan Kebakaran
b.SKK Pemadam Kebakaran
c.SKK Rehabilitasi Korban Kebakaran
d.SKK Pengenalan Kerawanan Kebakaran
e.SKK Pencurian
f.SKK Penyelamatan
g.SKK Pengenalan Satwa

pada krida PPB terdapat 4 sub krida :
1.    Subkrida PASKUD (Pasukan Berkuda)
2.    Subkrida PASKAN (Pasukan Anjing Pelacak)
3.    Subkrida DAMKAR (Pemadam Kebakaran)
4.    Subkrida SAR (Search And Rescue)
Pada saat ini Krida saka bhayangkara yang memiliki sub krida PASKUD hanya di wilayah Jakarta Timur, Tepatnya Ranting PAsar Rebo, Ciracas, dan Cipayung. terlahir beberapa aswasada didalamnya, diantaranya : Riyan Pauzan(Ciracas), Hendra Budiman(Pasar Rebo), dan Junaedi (Cipayung).

4. Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP)
Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPKP), mempunyai 5 SKK :
a.SKK Pengenalan Sidik Jari
b.SKK Tulisan Tangan dan Tanda Tangan
c.SKK Narkotika dan Obat-Obatan
d.SKK Uang Palsu
e.SKK Pengamanan Tempat Kejadian Perkara

Berikut Gambar Krida dan SKK Saka Bhayangkara

Satuan Karya (Saka) Bhayangkara



Pengertian Satuan Karya Pramuka (Saka) Bhayangkara adalah wadah kegiatan kebhayangkaraan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), guna menumbuhkan kesadaran berperan serta dalam pembangunan nasional. Tujuan dibentuknya Saka Bhayangkara adalah untuk mewujudkan kader-kader Bangsa yang ikut serta bertanggungjawab terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat melalui pendidikan kebhayangkaraan di dalam Gerakan Pramuka.

Kegiatan kesakaan dilaksanakan di Gugus Depan dan Satuan Karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.



adapun anggota Saka Bhayangkara terdiri atas :
1.    Peserta didik
1)    Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
2)    Pramuka Penggalang yang berminat di bidang Kebhayangkaraan dan memenuhi syarat tertentu.
2.    Anggota dewasa
1)    Pembina Pramuka sebagai Pamong Saka
2)    Instruktur Saka Bhayangkara
3)    Pimpinan Saka Bhayangkara
3.    Pemuda yang berusia 14-25 tahun bukan anggota Gerakan Pramuka dapat menjadi calon Saka Bhayangkara, dengan ketentuan satu bulan setelah terdaftar sebagai calon anggota Saka Bhayangkara, telah menjadi anggota salah satu Gugusdepan terdekat.

Baca Juga :

Minggu, 06 Agustus 2017

Makna Lambang / Logo Saka Bakti Husada


Berikut Makna lambang Saka Bakti Husada 
  1. Garis tepi segi lima melabangkan pancasila
  2. Garis tepi berwarna hitam melambangkan kekokohan
  3. Warna dasar hijau melambamgkan kesuburan
  4. Tulisan saka bhakti husada melambangkan nama saka
  5. Tunas kelapa yang bertolak belakang melambangkan satuan terpisah antara putra dan putri
  6. Lambang bakti husada melambangkan saka bhakti husada di lindungi dibawah bhakti husada
  7. Bunga wijaya kusuma melambangka bunga yang memberi kehidupan
  8. kenapa harus bunga wijaya kusuma karena, dalam cerita perwayangan bunga wijaya kusuma dapat menghidupkan orang mati
  9. Lima kelopak melambangkan lima kode etis dalam kedokteran
  10. warna dasar putih melambangkan kesucian


Pengertian Saka Bakti Husada



Pengertian Saka Bakti Husada
Satuan karya pramuka Bakti Husada yaitu salah satu Satuan Karya Pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang kesehatan yang dapat diterapkan pada diri, keluarga, lingkungan dan mengembangkan lapangan pekerjaan di bidang kewirausahaan. Pengertian lain Saka Bakti Husada adalah merupakan salah satu wadah pengembangan pengetahuan,pembinaan ketrampilan,serta penambahan pengalaman kesempatan untuk membaktikan diri sebagai anggota saka Bakti Husada kepada masyarakat dalam bidang kesehatan. Secara ideal Pramuka Saka Bakti Husada sebagai kader penggerak masyarakat dalam pembangunan kesehatan masyarakat yang di namis,inofatif dan mandiri.

Saka Bakti Husada diresmikan pada tanggal 17 Juli 1985 dengan dilantiknya pimpinan Saka Bakti Husada tingkat nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. kemudian dicanangkan oleh Menkes RI pada tanggal 12 November 1985 pada Hari Kesehatan Nasional di Magelang.

VISI

Mengkader Out Put Saka Bakti Husada yang memiliki ketrampilan, pengetahuan dan pengalaman di bidang kesehatan, serta selalu hidup sehat dan mantap.

MISI

Menjadikan Saka Bakti Husada yang mampu dalam bidang kesehatan melalui pembinaan Pramuka Saka Bakti Husada yang profesional. Serta mencetak generasi muda yang unggul dan berprestasi dalam bidang kesehatan.

Macam-macam Krida dan SKK Saka Bakti Husada

Berikut Macam-macam Krida dan SKK Saka Bakti Husada :
  1. Krida Bina Lingkungan Sehat , terdiri dari 5 syarat kecakapan khusus (SKK) yaitu:
    • SKK Penyehatan Perumahan.
    • SKK Penyehatan Makanan dan Minuman.
    • SKK Pengamanan Pestisida.
    • SKK Pengawasan Kualitas Air.
    • SKK Penyehatan Air.
  2. Krida Bina Keluarga Sehat, terdiri dari 6 syarat kecakapan khusus (SKK) yaitu;
    • SKK Kesehatan ibu.
    • SKK Kesehatan Anak.
    • SKK Kesehatan Remaja.
    • SKK Kesehatan Usia Lanjut.
    • SKK Kesehatan Gizi dan Mulut.
    • SKK Kesehatan Jiwa.
  3. Krida Bina Gizi , terdiri dari 5 SKK yaitu:
    • SKK Perencanaan Menu.
    • SKK Dapur Umum Makanan/Darurat.
    • SKK UPGK dalam Pos Pelayanan Terpadu.
    • SKK Penyuluh Gizi.
    • SKK Mengenal Keadaan Gizi.
  4. Krida Bina Pengendalian Penyakit , terdiri dari 9 SKK yaitu:
    • SKK Pengendalian Penyakit Malaria.
    • SKK Pengendalian Penyakit Demam Berdarah.
    • SKK Pengendalian Penyakit Anjing Gila.
    • SKK Pengendalian Penyakit.Diare.
    • SKK Pengendalian Penyakit TB Paru.
    • SKK Pengendalian Penyakit Kecacingan.
    • SKK Imunisasi.
    • SKK Gawat Darurat.
    • SKK Pengendalian HIV/aids.
  5. Krida Bina Obat , terdiri dari 5 SKK yaitu :
    • SKK Pemahaman Obat.
    • SKK Tanaman Obat Keluarga.
    • SKK Pencegahan dan Penanggulangan penyalahgunaan Zat Adiktif.
    • SKK Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan.
    • SKK Pembinaan Kosmetika.
  6. Krida Bina PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) , terdiri dari 5 SKK yaitu :
    • SKK PHBS di Rumah Tangga.
    • SKK PHBS di Sekolah.
    • SKK PHBS di Tempat – tempat Umum.
    • SKK PHBS di Tempat Kerja.
    • SKK PHBS di Instansi Kesehatan.

Gambar Krida dan SKK